Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Nongkrong dan Ngopi Dapat Singkong Goreng Gratis

29 November 2024   06:05 Diperbarui: 29 November 2024   14:51 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ubi kayu tampak baru dipetik, pada kulitnya masih terdapat sisa tanah basah. Mereka diantar oleh petani (atau tengkulak) dari kebun di Ranca Bungur, satu kecamatan di Kabupaten Bogor berjarak 10kilometer dari lokasi warung/penjual singkong tersebut.

Penjual membeli dua kuintal singkong dengan harga Rp2.700 per kilogram, menjualnya kembali Rp6.000 per kilogram.

"Lumayan. Tiga, empat hari bisa habis"

Menurutnya, warga sekitar daerah ini (Gang Pasama, Kota Bogor) menggemari ubi kayu. Singkong goreng menjadi penganan teman minum kopi sambil nonton bola. Camilan murah.

Tidak hanya digoreng, singkong enak diolah sebagai santapan lain: timus (ketimus, lemet; singkong parut dicampur gula merah, dibungkus daun pisang lalu dikukus), comro (singkong parut isi tumis oncom), misro (jemblem; singkong parut isi gula merah), tape/peuyeum, dan sebagainya.

Penjual singkong satu lagi memasuki warung, membawa 5 atau 6 batang umbi, dan menyerahkannya kepada pemilik warung, "Coba'an. Digoreng bakalan ngepruy." (Silakan coba. Sesudah digoreng akan terasa pulen, empuk dan enak).

Pemilik mengupas kulit singkong, membersihkan, memotong, dan mencemplungkannya ke dalam minyak panas.

Tidak dibumbui atau ditambahkan garam, baik sebelum maupun sesudah matang. Setelah agak kecokelatan, singkong goreng ditiriskan sekalian menunggu suhu menurun.

Semua orang di warung mengambil singkong terhidang.

Gigitan pertama mengonfirmasi bahwa singkong hangat itu benar-benar pulen. Di lidah muncul rasa sedikit manis bercampur gurih. Tidak mudah menghentikan kunyahan hingga habis.

Penasaran, saya mengambil lagi satu potong. Lumatan kedua tidak lantas mengurangi sensasi rasa yang pertama kali didapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun