Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Panduan Ringkas Takeover Bisnis Kuliner

8 November 2024   09:08 Diperbarui: 10 November 2024   09:00 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengambil alih satu bisnis kuliner adalah peluang bagus. Bisa menjadi alternatif baik. Sebaliknya, upaya takeover akan menghadapi sejumlah tantangan tidak mudah.

Bisa jadi meneruskan usaha makanan minuman yang sudah berjalan merupakan solusi menguntungkan, dengan risiko lebih kecil, daripada merintis usaha sejenis dari nol.

Melalui chat, anak saya dan temannya berkeinginan meneruskan usaha penjualan bakmi. Pemilik, yang merupakan lingkar pertemanan mereka, belum lama ini meninggal dunia. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Turut berbelasungkawa.

Almarhum sebatang kara. Takada orang tua, keluarga, dan saudara yang diketahui. Usaha dikelola sendiri. Dua orang pegawai yang sehari-hari melayani pengunjung mengutarakan kegentaran mereka kepada anak saya dan temannya.

Usaha sekecil apa pun tentunya perlu pengelola, penggerak, dan penanggungjawab risiko keuangan hingga perkara legal.

Gagasan tentang takeover usaha kuliner membuat saya membongkar ingatan. Dua puluh tahun lalu mengambil alih usaha rumah makan di daerah Kuningan, Jakarta Selatan.

Lokasi bagus di gedung bertingkat daerah kawasan segitiga emas dengan tingkat hunian tinggi, peralatan lengkap, dan karyawan berpengalaman membuat saya dan teman-teman mengambil alihnya.

Mengambil alih tempat makan siap pakai bisa menjadi cara segera untuk menjalankan usaha, tanpa membangun konsep baru, menyiapkan peralatan, hingga merekrut dan melatih pegawai.

Dengan itu, investor bisa langsung menghasilkan pendapatan dan kemungkinan keuntungan-keuntungan.

Menguntungkan apabila usaha sudah berjalan bagus. Perubahan konsep dan kelalaian dalam pengelolaan yang membuatnya ambruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun