Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penyakit Berbahaya sebab Jabat Tangan

19 Oktober 2024   07:08 Diperbarui: 19 Oktober 2024   07:18 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap tegas senantiasa memancarkan kejujuran serta wibawa, yang kemudian menghapus penyakit berbahaya dari negara maju tersebut.

Di negara lain lagi, pemimpin dan semua pihak berkepentingan mencangkokkan antibodi penahan penyakit berbahaya pada jiwa generasi muda, malahan sejak mereka masih merangkak.

Daya tahan yang ditanamkan pada akhirnya berhasil menghindarkan negara dari serangan penyakit berbahaya.

Pemimpin Negeri Selatan, yang senantiasa menceritakan kepada rakyatnya bahwa mereka sebentar lagi akan menjadi negara maju --meski tak satu jua ukuran-ukuran internasional dapat mendukung, sedang galau.

Kepala Negara gundah gulana, tak lain dan tak bukan sebab wabah melanda wilayahnya tanpa terkecuali. Sebagian besar elemen rakyat tanpa ampun sudah terjangkit penyakit berbahaya.

Penyakit berbahaya menyerang dengan tidak melihat kedudukan. Dari anak remaja, anak kuliahan, pegawai rendahan, karyawan tinggian, tukang ketik di pemerintah daerah, pejabat penandatanganan kontrak, pejabat pengadaan, panitia lelang, bupati, wali kota, gubernur, pemeriksa keuangan negara, inspektorat jenderal, direktur jenderal, menteri, bahkan hingga menimpa petinggi yang berkedudukan sebagai ketua pencegahan penyakit.

Ya. Demikian seriusnya gelombang wabah menghantam Negeri Selatan, maka Kepala Negara meniru kerajaan sebelah membentuk lembaga khusus penanggulangan. Namanya, Badan Pemberantasan Penyakit Berbahaya disingkat BPPB.

BPPB setingkat kementerian, jadi ketuanya bertanggung jawab langsung kepada dan mendapatkan perintah dari Kepala Negara.

Namun ada kekeliruan kecil yang diperbuat Ketua BPPB dan berakibat fatal. Ia bermain tenis melawan pejabat publik yang diduga tertular penyakit berbahaya. Usai bermain, mereka berjabat tangan dan saling memuji kehebatan lawan.

Maka, tak butuh lama tersiar kabar bahwa Ketua BPPB terkena penyakit berbahaya. Dan ia tidak sendirian, penyakit meluas ke sebagian anak buahnya.

Dengan cara masing-masing, menteri-menteri pembantu Kepala Negara juga telah tertular penyakit berbahaya. Bisa jadi peristiwanya tidak sama. Pastinya, semua menteri dan pejabat tinggi negara telah tertular penyakit berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun