Makanan berkuah cocok disantap dalam berbagai keadaan, apalagi pada dinginnya gerimis atau ketika "my body is not delicious" akibat cuaca yang berubah-ubah.
Ada beragam olahan berkuah yang enak disantap. Bakso, mie kuah, rawon, gule kambing, coto, soto, dan masih banyak lagi.
Satu jenis hidangan favorit saya adalah soto. Soto apa saja, yang penting tidak terasa micin. Lha wong rebusan daging atau ayam saja ditambah bumbu sudah tercecap gurih, untuk apa ditambah penyedap buatan.
Waktu masih jadi anak Jakarta Selatan dan fasih ngomong "wicis kacang buncis ", satu depot di dekat SMAN 3 Setiabudi merupakan warung soto kesukaan.
Kedai tersebut menyediakan soto isi daging sapi juga soto isi keratan ayam.Â
Pada meja tersaji paru goreng, empal, tusukan usus/ati ampela ayam, sate telur puyuh, dan kerupuk. Tentu saja di dekatnya ada sambal, kecap, dan irisan jeruk nipis.
Lokasi depot soto Suroboyo itu tidak jauh dari rumah saat itu. Hanya sejarak 300 meter.Â
Cabang lainnya di Lapangan Roos, Tebet, Jakarta Selatan. Waktu itu hanya ada dua di dua tempat. Entah sekarang.
Soto Surabaya, yang menurut hemat saya lebih dekat dengan gaya soto Lamongan. Tidak seperti umumnya soto pesisir pantai Utara Jawa Timur, kuah soto di depot tersebut lebih pekat. Kaya dengan rempah.
Saat merasa meriang, sebab perubahan cuaca atau kecapaian, saya sengaja ngandok (bahasa Madura untuk makan di warung) pada depot itu.