Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Meriang Menghilang setelah Makan Soto Berlimpah Rempah

15 September 2024   09:09 Diperbarui: 15 September 2024   12:36 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanan berkuah cocok disantap dalam berbagai keadaan, apalagi pada dinginnya gerimis atau ketika "my body is not delicious" akibat cuaca yang berubah-ubah.

Ada beragam olahan berkuah yang enak disantap. Bakso, mie kuah, rawon, gule kambing, coto, soto, dan masih banyak lagi.

Satu jenis hidangan favorit saya adalah soto. Soto apa saja, yang penting tidak terasa micin. Lha wong rebusan daging atau ayam saja ditambah bumbu sudah tercecap gurih, untuk apa ditambah penyedap buatan.

Waktu masih jadi anak Jakarta Selatan dan fasih ngomong "wicis kacang buncis ", satu depot di dekat SMAN 3 Setiabudi merupakan warung soto kesukaan.

Kedai tersebut menyediakan soto isi daging sapi juga soto isi keratan ayam. 

Pada meja tersaji paru goreng, empal, tusukan usus/ati ampela ayam, sate telur puyuh, dan kerupuk. Tentu saja di dekatnya ada sambal, kecap, dan irisan jeruk nipis.

Lokasi depot soto Suroboyo itu tidak jauh dari rumah saat itu. Hanya sejarak 300 meter. 

Cabang lainnya di Lapangan Roos, Tebet, Jakarta Selatan. Waktu itu hanya ada dua di dua tempat. Entah sekarang.

Soto Surabaya, yang menurut hemat saya lebih dekat dengan gaya soto Lamongan. Tidak seperti umumnya soto pesisir pantai Utara Jawa Timur, kuah soto di depot tersebut lebih pekat. Kaya dengan rempah.

Saat merasa meriang, sebab perubahan cuaca atau kecapaian, saya sengaja ngandok (bahasa Madura untuk makan di warung) pada depot itu.

Menyantap soto kuah panas berlimpah rempah dan ditaburi koya membuat tubuh berkeringat. Setelah itu, badan terasa enteng. Rasa meriang menghilang.

Makan soto lainnya, pengaruhnya tidak sehebat soto di Setiabudi. Sengaja saya tidak menyebut nama, agar tidak dianggap sedang beriklan.

Saking seringnya makan soto di sana, akhirnya saya akrab dengan putra pemilik depot, Toni. Ngobrol punya ngobrol dan setelah dipancing-pancing, ia menceritakan rahasia membuat soto enak.

Bahkan, beberapa hari kemudian memberikan catatan bumbu berikut komposisinya. Tertulis jumlah masing-masing rempah dalam satuan kilogram. 

Banyak betul! Maklum, itu untuk keperluan pembuatan soto sebuah tempat makan yang ramai pembeli.

Saya menggunakan patokan tersebut secara proporsional, sesuai keperluan bikin soto untuk keluarga.

Sayangnya, tulisan tersebut menghilang bersama masa lampau. Tak terpikir untuk mencatatnya di komputer atau di hape (zaman itu, telepon genggam belum sepintar gawai masa kini).

Sulit mengingat takaran rempah. Namun, saya masih mampu mengingat bumbu diperlukan.

Baiklah, sebelum catatan di kepala terbang bersama usia, maka berikut disampaikan cara pembuatan makanan berkuah tersebut. Saya kira ia mengacu ke soto Lamongan dengan bumbu lebih "berani".

Untuk isian, saya menggunakan ayam  kampung. Dagingnya cenderung kering dan mudah diiris tipis. Daging ayam broiler kurang sip untuk bahan soto, terlalu berlemak dan baunya, ...gimana gitu.

Bahan

  • Ayam Kampung direbus hingga dagingnya empuk.

Bahan Pelengkap

  • Soun direndam dalam air panas hingga lunak.
  • Tomat iris, kol/kubis dirajang.
  • Daun bawang.
  • Seledri.
  • Bawang merah goreng.
  • Telur rebus.
  • Bubuk koya (kerupuk udang goreng dicampur bawang putih goreng lalu dihaluskan).
  • Jeruk nipis.
  • Sambal.
  • Emping/kerupuk.

Bumbu

  • Bawang putih (sebagian diiris tipis, digoreng).
  • Bawang merah.
  • Kunyit.
  • Kemiri.
  • Ketumbar.
  • Asam kandis.
  • Pala.
  • Kayu manis.
  • Jahe (boleh digeprek, boleh dihancurkan).
  • Garam.
  • Daging udang dihaluskan, yang menjadi rahasia kelezatan.
  • Tak perlu tambahan penyedap buatan. Kaldu ayam kampung dan bumbu sudah terasa gurih.

Bumbu Dimemarkan/Disobek

  • Lengkuas.
  • Serai.
  • Daun jeruk purut.
  • Daun Salam.

Cara Bikin

  • Bumbu dihaluskan dan ditumis hingga tercium aroma sedap.
  • Masukkan tumisan ke panci kaldu ayam.
  • Cemplungkan serai, lengkuas, daun jeruk purut, daun salam.
  • Setelah sekian waktu, angkat dan tiriskan ayam untuk kelak dagingnya diiris tipis.
  • Ke dalam kuah berbumbu, tambahkan bawang putih goreng yang akan membuat aroma dan rasa makin menggugah selera.

Cara Penyajian

  • Pada mangkuk susun keratan daging ayam, soun, potongan tomat, rajangan kol.
  • Tuang kuah panas, sebarkan bubuk koya, dan letakkan telur rebus dibelah dua.
  • Taburkan seledri dan daun bawang rajang, bawang merah goreng, emping/kerupuk, dan sambal.

Soto sangat nikmat disantap selagi masih hangat bersama nasi. 

Uap panas dihirup dan rempah-rempah terkandung di dalam kuah diseruput akan menghangatkan badan. Sepertinya melancarkan aliran darah sehingga membuat lega.

Body yang tadinya tidak begitu delicious sekarang terasa lebih enak --lebih ringan-- setelah menghabiskan semangkuk soto dan sepiring nasi. 

Perasaan meriang menghilang berkat menyantap soto yang kuahnya berlimpah dengan rempah.

Akan lebih nikmat lagi bila dibayari teman di sebelah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun