Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Warung Kerek, Gerobak Sae Pisan, dan Geliat Ekonomi Warga

13 September 2024   11:08 Diperbarui: 13 September 2024   13:18 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah di pinggir Sungai. (Dokumentasi pribadi)

Tanggal 30 Agustus 2024 lalu, Pemerintah Kota Bogor memulai Gerakan Bogor Bebas Kumuh Strategi Akselerasi Permukiman Indah, Sehat, Aman dan Nyaman (kotabogor.go.id).

Disingkat menjadi Gerobak Sae Pisan, program tersebut adalah upaya penataan kawasan permukiman kumuh, meliputi kegiatan:

  • Memperbaiki infrastruktur (bangunan, jalan setapak, air bersih, drainase, air buangan, proteksi dari bahaya kebakaran, dan pengelolaan sampah.
  • Membangkitkan ekonomi kerakyatan, UMKM, dan pemberdayaan masyarakat.

Kawasan Mantarena Lebak RW 02 menjadi proyek percontohan, yang kemudian menjadi perbincangan warga di media sosial. Kunjungan Bima Arya menambah rasa penasaran.

Mantan Wali Kota Bogor dua periode 20 April 2024 itu jajan di sebuah tempat yang menawarkan sensasi tidak biasa. Di warung kerek yang terletak di satu sisi sungai, sementara konsumen memesan pada sisi seberangnya.

Penasaran, beberapa hari lalu saya mendatanginya.

Meskipun berada di kawasan Mantarena, lokasi tersebut lebih mudah dicapai melalu Jalan Paledang. Jalannya tidak begitu curam.

Dari Stasiun Bogor berjalan kaki menyeberang Jalan Kapen Muslihat menuju Jalan Paledang. Kira-kira 200 meter, belok kanan memasuki gapura Paledang Kacapi dan menapak jalan menurun. Terlihat Sungai Cipakancilan dan dua warung kerek. Wakerman, warung kerek Mantarena!

Wakerman: Warung Kerek Mantarena. (Dokumentasi pribadi)
Wakerman: Warung Kerek Mantarena. (Dokumentasi pribadi)

Tidak ada karcis untuk memasuki wilayah, yang bolehlah disebut sebagai tempat wisata, tersebut.

Sebelum jajan di tempat kuliner yang sedang hits itu, saya mengitari wilayah yang katanya sudah terbebas dari sebutan kumuh itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun