Sekitar enam tahun lalu, berjalan kaki berjarak lima puluh meter adalah sebuah perjuangan. Cenderung limbung, kesulitan menyeimbangkan badan.
Perlu pendamping ketika berjalan dari rumah menuju simpang jalan di depan dan sebaliknya. Ditambah, tongkat sebagai penopang wajib saat di luar rumah.
Kendati pelan dan terseok-seok, jalan kaki setiap pagi membuat diri makin kuat. Satu lagi, terbuka kesempatan bertemu dengan orang-orang.
Berjalan kaki agar badan terasa lebih sehat dan makin sehat setiap hari. Sasaran pencapainnya: hari ini jalan 50 meter, besok 100 meter, lusa 150 meter, dan seterusnya.
Mengukur jarak jalan dengan kira-kira. Atau pakai google maps kalau jangkauan lumayan jauh.
Satu saat muncul rasa penasaran, berapa langkah telah berjalan kaki sejauh itu.
Seorang sahabat, Kompasianer Tonny Syiariel, mengenalkan pedometer atau penghitung langkah. Bisa berupa alat, boleh memakai aplikasi. Saya mengunduh aplikasi pedometer gratisan melalui play store. Ngirit gak keluar duit.
Dengan telepon genggam di kantong selama berjalan kaki, kemudian saya mengetahui keseluruhan langkah sudah ditempuh.
Bilangan dalam aplikasi pedometer memotivasi saya untuk menaikkan aktivitas. Saya menargetkan pencapaian jumlah langkah yang makin bertambah tiap hari, sampai batas kemampuan. Rekor saya, kalau tidak salah, 14.000 langkah kaki.
Terinformasi, panjang satu langkah pria dewasa adalah 0,79 meter. Untuk ukuran saya, paling banter tiga perempatnya. Artinya, 14 ribu langkah saya setara dengan jarak 8 km-an.