Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bambu Runcing Kuning Gading

21 Agustus 2024   08:09 Diperbarui: 21 Agustus 2024   08:13 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambu Runcing(Wikimedia Commons), gambar diunduh dari kompas.com

Teman-temannya mengerti.

Lambaian tangan yang kemudian rebah ke depan serempak menggerakkan kawanan berseragam. Mereka berlarian sambil menyeru. Menyerbu sekumpulan orang di sekitar warung dengan mengangkat celurit, kelewang, golongan, gir sepeda yang dilas pada rantai, dan pelat besi panjang yang ujungnya dipanaskan serta dipipihkan.

Tentu saja yang paling depan adalah Fairel. Dengan semangat membara ia mengacungkan bambu runcing kuning gading.

Belasan remaja di sekitar warung terkejut tiada terkira menyadari munculnya serbuan seketika dan tiba-tiba.

Sejenak mereka terpana, tetapi dengan sigap meraih peralatan di bawah meja, di balik jok motor, dan dalam semak-semak berupa samurai, tombak, busur panah, celurit, dan... bambu runcing!

Dua kelompok remaja bertemu dalam amarah membabi buta. Teriakan. Kepulan debu. Logam beradu dengan logam. Benturan demi benturan. Tusukan diikuti tusukan. Cucuran darah. Tubuh bergelimpangan.

Para remaja sama-sama berseragam celana abu-abu baju putih centang-perenang saling bertempur. Perbedaannya, hanya tulisan yang menyatakan lokasi pada badge di bagian lengan masing-masing.

***

Biodata: 
Bukan Sastrawan. Bukan Cerpenis.
Hanya tukang tulis
di bawah pohon manggis
tepi sebuah jalan di Kota Bogor.

Foto diri (dokumen pribadi)
Foto diri (dokumen pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun