Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perempuan yang Terpinggirkan dalam Proses Transisi Energi

19 Juni 2024   13:08 Diperbarui: 19 Juni 2024   13:16 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan yang terpinggirkan dalam proses transisi energi (dokumen pribadi)

"Blusukan" keluar masuk gang, kita akan menjumpai kelompok rentan dan perempuan penopang keuangan keluarga.

Negara menyebutkan, kelompok rentan meliputi orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat/disabilitas (UU No 39/1999 tentang HAM).

Mereka umumnya memiliki keterbatasan dalam mengakses layanan, sehingga memerlukan bantuan dari orang lain.

Sementara perempuan penopang keuangan keluarga merupakan penghasil pendapatan utama untuk belanja sebuah keluarga.

Ia menghasilkan sekaligus membelanjakan uang untuk keluarga, terkadang termasuk memelihara orang dalam tanggungannya. Bisa jadi ia tidak leluasa memenuhi kebutuhan pribadi.

Dalam situasi tertentu, perempuan penopang seperti ini menjadi sandaran penting bagi kelompok rentan.

Apabila sempat menjelajahi gang-gang di satu wilayah dalam Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, secara nyata dapat dijumpai kelompok rentan dan perempuan penopang keuangan.

Blusukan memasuki gang padat penduduk (dokumen pribadi)
Blusukan memasuki gang padat penduduk (dokumen pribadi)

Sebagian perempuan itu menjual penganan populer untuk sarapan: gado-gado bumbu ulek, lontong bumbu kacang, ketoprak, lontong sayur, nasi uduk, mie/bihun goreng, buras oncom, atau beragam gorengan (tempe, tahu, pisang, bakwan/bala-bala, dan lain-lain).

Lainnya membuka kios kecil di sudut jalan. Menjual rokok, minuman dalam kemasan, camilan, kopi saset, kerupuk, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun