Sejatinya di Kota Bogor hujan turun hampir setiap hari.
Ketika musim hujan, udara cenderung sejuk lantaran tanah kerap disiram titik-titik air dari langit.
Pada musim kering, langit tidak setiap hari mengucurkan air. Bisa tiga hari sampai seminggu. Bisa lebih.
Sekalinya mendung, cuaca terasa ngelekeb (bhs. Sunda untuk udara panas yang terperangkap). Hawa panas dari bumi mengangkasa balik lagi ke arah tanah.
Atau, kalaupun turun hujan setelah panas berhari-hari, air seolah menyiram permukaan bara...nyessss... menjelma bak uap dari kukusan. Gerah.
Jadi pada musim kemarau hawa Kota Bogor terasa gerah dan lembap. Bukan panas yang kering.
Dengan atmosfer begitu, rasanya segelas es dapat menyegarkan kerongkongan, meski tidak serta merta mengikis haus.
Minum air putih (bening) tetap lebih baik mengatasi dahaga atau kekurangan cairan tubuh akibat cuaca panas, dibanding minuman lainnya.
Di Kota Hujan terdapat beragam pilihan minuman segar khas. Es loder (semacam bubur sumsum), es cincau, es kelapa muda, es doger, es pala.
Es pala tidak dibuat dari bubuk pala. Bukan dari biji pala yang dihaluskan. Bukan.