Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bersyukur Masih Bisa Ngopi meski di Tepi Jalan

31 Mei 2024   07:06 Diperbarui: 31 Mei 2024   07:14 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin pagi di depan kantor BSIP Kementerian Pertanian. Saya meletakkan gelas plastik isi kopi seduh pada betonan tiang listrik, lalu menduduki kotak kayu bekas peti buah.

Ngopi berharap ada buah pikiran jatuh dari rimbunan pohon manggis dan pala. Rasa-rasanya terakhir ke sini sebelum puasa atau sebelumnya lagi, saya lupa.

O ya, agar tidak bingung, BSIP adalah Badan Standarisasi Instrumen Pertanian. Dulunya bernama Balai Penelitian Perkebunan.

Berhubung semua peneliti termasuk teknisinya ditarik ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), maka lahan dan gedung segede gaban itu tidak pantas lagi disebut lembaga penelitian. Jadilah BSIP.

Papan nama kantor BSIP (dokumen pribadi)
Papan nama kantor BSIP (dokumen pribadi)

Seruput kopi.

Selain kopi seduh, Pak Yana juga menjual nanas madu kupas.

Berdagang kopi seduh perlu modal, yaitu rencengan kopi saset yang dibelinya di warung kelontong milik tetangga. Juga air panas dalam termos.

Untuk mendapatkan nanas, Pak Yana tidak perlu modal. Ada bandar menitip jual dengan imbalan berupa komisi.

Berapa hasil keuntungan berdagang kopi dan komisi jual nanas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun