Sebagian orang menganggap lumrah terjadinya pungli. Dalihnya, sama-sama cari makan!
Minggu lalu saya mengunjungi Festival Makanan Kuah-Kuah di satu mal Kota Bogor. Untuk mencapainya, berjalan kaki yang lalu disambung dengan menumpang angkot karena lokasinya jauh.
Cerita menarik terbentuk saat perjalanan pulang.
Sebuah angkot kosong ngetem dengan anteng menunggu penumpang di sebuah bundaran, yang sesungguhnya dilarang berhenti. Saya naik. Duduk di sebelah pengemudi.
Taklama kemudian angkot berjalan. Di depan sebuah markas sopir memelankan laju kendaraan, seraya menyerahkan Rp5.000 kepada seorang pria bertopi.
Penasaran, saya bertanya, "Uang apa itu?"
"Biasalah, sama-sama cari makan."
"Maksudnya?"
Lantas sopir angkot bertutur dengan lancar. Bahwa setoran lima ribu perak sehari kepada temer (mungkin berasal dari kata timer) merupakan uang jalan.