Sementara orang berapi-api meyakinkan, bahwa stroke dapat segera pulih dengan pengobatan yang mereka rekomendasikan.
Bila tidak meneguhkan hati, bisa saja saya membeli apa yang dikatakannya. Lalu terjerumus kepada kegiatan pengerukan sumber finansial tak berujung.
Misalnya. Ketika sedang beristirahat di taman, seseorang mengajak berbincang. Dengan berbusa-busa pria itu menawarkan ramuan herbal yang dapat menyembuhkan stroke.
Sesungguhnya saya enggan membeli, namun demi mempersingkat waktu terpaksa mengambil satu botol.
Ia memberikan nomor telepon sambil menyarankan agar saya rutin meminumnya.
Dalam kesempatan lain, seseorang yang saya kenal memijat-mijat tangan dan bagian belikat.
Ia memberikan keyakinan bahwa ia mendeteksi simpul-simpul saraf, yang apabila dipijat dengan intensif dapat mengakhiri penderitaan saya. Stroke sembuh dengan seketika.
Terakhir merupakan pengalaman paling dahsyat dan menggelikan.
Satu ketika seorang teman berjuluk pak dosen membawa kenalannya. Sebelumnya ia mempromosikan orang pintar berkemampuan menyembuhkan stroke melalui pengobatan supranatural.
Orang pintar yang bukan S1 apalagi S2 itu memeriksa saya. Melakukan gerakan-gerakan menggetarkan tangan sambil mulutnya komat-kamit.