Setiap mengajaknya makan ke rumah makan Padang, ia meminta kecap manis. Sementara kedai tersebut belum tentu menyediakan.
Itu menjadi kerepotan tersendiri. Saya, atau pegawai rumah makan Padang, terpaksa mencari botol kecap ukuran kecil di warung terdekat.
Mengapa ia senantiasa menambahkan kecap manis pada makanannya?
Pertama kali saya pastikan, ia sama sekali tidak terpengaruh dengan tampilan, tekstur, aroma, dan rasa dari makanan.
Artinya, persepsi dan preferensi terhadap makanan tidak mengubah kehendaknya untuk menambahkan kecap manis.
Mungkin saja pola makan dari kecil mempengaruhi kebiasaan. Lingkungan keluarga, yang membiasakan tambahan kecap manis pada setiap hidangan utama, membentuk kesukaan tersebut.
Sebuah riset menyebutkan, tanggapan dari rasa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetik, keadaan fisiologis, dan kondisi metabolisme (sumber).
Jadi, ada beragam variabel saling bertautan mempengaruhi kebiasaan makan memakai kecap manis. Itu saya kira wilayah bahasan para ahli.
Namun saya memastikan, ada satu orang yang selalu menambahkan hasil fermentasi kedelai pada makanan utamanya. Membubuhkan kecap manis bahkan di nasi Padang.
)* PTIK adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian atau STIK -- PTIK, beralamat di Jl. Tirtayasa Raya, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H