Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lebih Suka Kerupuk Melempem atau yang Masih Kriuk?

27 November 2023   07:25 Diperbarui: 27 November 2023   08:01 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kerupuk(shutterstock/Ariyani Tedjo diunduh melalui kompas.com)

Saya punya kebiasaan janggal. Menyantap kerupuk yang sudah tidak berbunyi kriuk alias liat. Yaitu kerupuk melempem atau tidak mengembang sempurna.

Kalau masih baru, masih kriuk, kerupuk dibuat layu dengan mencelupkannya ke --misalnya-- kuah soto.

Sebelum diteruskan, saya sampaikan bahwa tulisan ini terilhami dari artikel anggitan Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang, 5 Alasan Kenapa Kerupuk "Wajib" Ada di Meja Makan. Selanjutnya dapat dibaca di sini.

Kecenderungan makan kerupuk melempem boleh jadi merupakan keanehan bagi orang lain. Ketika di warung saya mengambil kerupuk kaleng umur lebih dari satu hari, yang sedianya hendak dikembalikan kepada pemasok.

Kerupuk dalam blek biasanya berbentuk bulat ukuran sedang berwarna putih atau kotak berwarna krem. Kerupuk kampung ini biasanya berada di dalam kaleng warna biru/merah dengan satu sisi berupa kaca.

Kerupuk dalam blek.( (KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA)
Kerupuk dalam blek.( (KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA)

Kebiasaan "buruk" itu tidak tumbuh tiba-tiba.

Seperti sebagian keluarga di Indonesia, di atas meja makan selalu tersedia kerupuk. Demikian pula di keluarga saya.

Ditarik ke usia SD, keluarga tinggal tidak jauh dari industri rumahan pembuat kerupuk matang.

Biasanya Bapak akan meminta saya untuk membeli langsung di tempat pembuatan sekaligus penggorengan kerupuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun