Melalui kacamata awam, saya melihat makan siang istana berlangsung dalam suasana akrab (sayangnya tidak bisa membaca isi pikiran dan hati masing-masing peserta pertemuan).
Semangat kekeluargaan yang mudah-mudahan mencerminkan proses Pilpres 2024 berlangsung sehat, demokratis, bersih, dan tanpa permusuhan.
Itu harapan saya terhadap kontestasi jelang dan saat Pilpres 2024.
Kendati kontibusinya renik di samudera politik, demi mendukung situasi kondusif saya melakukan hal-hal berikut:
- Memilih kandidat yang setia, kepada Pancasila sebagai dasar negara dan sumber hukum tertinggi UUD 45.
- Siapa pun Paslon pilihan saya hanya disimpan di dalam hati. Tidak tersurat. Tidak tersirat.
- Tidak memaksakan pilihan dan pendapat politik kepada orang lain.
- Menjauhi perbincangan tidak produktif terkait capres-cawapres.
Suasana panas Pilpres 2024 cukup terjadi di tataran atas saja. Di antara Paslon, tokoh-tokoh tim pemenangan, elit politik, dan para pengamat.
Bagi saya sebagai man on street, Pilpres adalah satu hal. Jauh lebih penting lingkungan kehidupan sehari-hari yang tidak tercemar permusuhan sebab beda kandidat Pilpres 2024.
Demikian sudut pandang awam saya perihal panggung pertunjukan politik elektoral mendatang.
Bila memiliki gagasan berbeda, sampaikan pendapat Anda melalui artikel. Dan sertakan karya tulis dalam Lomba Menulis Bersama KPB: Boleh Beda Pilihan, tapi NKRI Tetap Satu. Tautan di sini.
Jurinya Yudi Latif, M.A., Ph.D. Hadiah saldo digital dan buku karya Yudi Latif.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H