Metanol dihasilan dari penyulingan kayu (wood alcohol), gasifikasi batubara, dan produksi secara sintetik.
Cairan ini tidak berwarna, mudah menguap, dan mudah terbakar. Biasanya digunakan dalam pembuatan bahan bakar, anti beku dalam cairan berbasis air, pelarut, berbagai bahan kimia.
Metanol kerap dicampur bensin (gasoline) untuk menghasilkan bahan bakar rendah emisi.
Mengutip Kompas.id, apabila seseorang menelan dua sendok teh (10 milimiter) metanol murni, kemungkian ia akan mengalami buta permanen. Satu tenggak (30-60 milimeter) atau lebih dapat menimbulkan kematian (sumber).
Etanol Dioplos dengan Metanol
Etanol dibuat dari proses fermentasi dan merupakan bahan baku minuman beralkohol. Dapat dikonsumsi, tentu dalam jumlah terbatas.
Sedangkan methanol dihasilkan dari proses sintetik. Metanol bukan zat beracun, tetapi jika dikonsumsi tubuh akan mengolah kandungan metanol yang sangat beracun.
Miras oplosan merupakan minuman beralkohol (etanol) yang dicampur umumnya dengan spiritus (metanol). Pencampuan tersebut dilakukan agar harga perolehan miras oplosan menjadi murah.
Selokal-lokalnya harga satu satuan minuman beralkohol lokal masih lebih mahal, dibanding spiritus dalam jumlah sama. Sebagai ilustrasi, harga metanol dan minuman beralkohol di satu lokapasar:
- Spiritus 1liter Rp16 ribu.
- Wiski buatan lokal (40% alkohol) kemasan 350ml Rp109 ribu.
- Anggur merah eks lokal (12-14% alkohol) kemasan 620ml Rp61 ribu.
Sementara orang mencampur minuman beralkohol yang dapat diminum dengan spriritus (metanol). Atau beragam minuman beralkohol dicampur dengan metanol.
Ada 2 hal yang bisa tercapai dengan oplosan di atas: satu, volume miras menjadi berlimpah dengan harga murah; dua, kadar alkohol bisa bertahan tinggi atau lebih tinggi (40% atau lebih).
Oleh karena itu, pedagang tidak bertanggung jawab menjual miras oplosan agar memperoleh keuntungan. Atau memang dengan sengaja para meminumnya mengoplos untuk tujuan pesta miras.