Saya lupa, kapan terakhir memotong rambut.
Ketika sosok di cermin menampilkan rambut yang sebagiannya beruban melengkung ke atas, maka saya menyusun rencana ke tempat pangkas rambut. Bukan ke barbershop dengan ruang nyaman berpendingin udara, modern, dan menawarkan beragam gaya potongan rambut.
Saya tidak memerlukan ruangan ber-AC untuk potong rambut. Selusup angin pagi sudah cukup. Hanya ada satu model yang saya rasa sangat cocok bagi saya, yaitu cukur habis sampai tampak mengkilapnya kulit kepala.
Dengan demikian saya merasa tidak berantakan, bersih dari uban, rapi, dan tampak segar. Lagi pula, potong rambut dengan satu jurus tersebut tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam.
Saya akan pergi ke tempat pangkas rambut Asgar (Asli Garut). Di Kota Bogor, umumnya tukang cukur tradisional adalah perantau dari Garut, Jawa Barat.
Kenapa orang yang mahir memotong rambut kebanyakan berasal dari Garut? Ntar saya tanyakan ke Engkong Felix Tani. Kalau ingat.
Dalam radius 1,5 km dari rumah ada beberapa pilihan tempat pangkas rambut. Saya akan menjadi pengunjung pertama dari tukung cukur rambut yang pertama terlihat.
Tukang cukur menggunakan alat potong rambut bertenaga listrik. Dengan ukuran nol, alias tidak memakai sisir/sepatu pengukur.
Setelah bersih, bagian-bagian ujung rambut dikerik menggunakan pisau cukur. Terakhir adalah pemijatan kening, ubun-ubun, leher, serta pundak.
Ongkos pangkas rambut tidak lebih dari Rp20 ribu. Itu tarif di Kota Bogor, ya. Kalau di barbershop kena tarif lebih dari itu dengan hasil akhir sama.