Demi melihat tukang pangkas rambut, saya pun masuk lebih "dalam" dan duduk di kursi lipat. Tukang cukur menyampirkan kain, menutup tubuh saya agar terlindung dari repihan rambut.
"Model?"
"Cukur habis. Gak pake ukuran!"
"Siap," kata pak Soleh. Dengan sigap ia menggerakkan hair clipper yang bergetar.
Sumber arus listrik berasal dari rumah sebelah sana, yang disewakan Rp5.000 per hari kepada pelaku usaha ultra mikro di sekitar.
"Ada biaya sewa lapak?"
M. Soleh awalnya tampak ragu. Akhirnya ia menjawab ada, tetapi tidak mau menyebutkan nilai dan siapa yang mengutip.
"Preman?"
"Bukan. Pokoknya......., ada lah."
Pria berusia 58 tahun itu asli warga Bogor. Tinggalnya sekitar 1 km dari tempatnya mencari penghasilan.
Sudah 25 tahun ia menjalankan usaha pangkas rambut. Satu tahun terakhir di tempat sekarang, 23 tahun sebelumnya mangkal di jalan Ir. H. Juanda seberang Kebun Raya Bogor.