Kalau di ruang terbuka dengan pepohonan barulah dibuka demi menghirup udara segar.
Sedangkan jika berada di keramaian jalan, saya cenderung menutup hidung dan mulut dengan masker.
Bagi saya pribadi ada beberapa alasan menggunakan masker, yaitu:
- Terbiasa setelah memakai lebih dari tiga tahun.
- Melindungi pernapasan dari paparan debu.
- Bila dekat keramaian lalu lintas, masker mengurangi dampak polusi udara dari hasil pembakaran mesin kendaraan.
- Melindungi penciuman jika melalui area yang menghamburkan bau tak sedap.
- Baru menyadari jika selama memakai masker saya tidak pernah mengalami pilek. Sebelumnya, setiap tahun ada saja kena selesma.
- Tetap merasa nyaman bertemu dengan orang lain, meski saya belum sempat cukur kumis dan jenggot (ini alasan enggak banget deh).
Begitu kira-kira alasan saya masih menggunakan masker, kendati Pemerintah telah mencabut aturan penggunaannya.
Lebih longgar dalam penggunaan sih iya. Tidak seketat sebelumnya, yang setiap di luar rumah menggunakan masker tanpa syarat.
Sekarang, bila berada di lingkungan terbuka dengan udara segar, saya lepas masker.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H