Setelah beberapa kali gagal, baru Sabtu kemarin saya mampir ke rumah makan dekat Taman Air Mancur itu.
Restoran dengan gaya saung masih sepi. Bisa jadi belum tiba waktunya makan siang, tapi huru-hara di dalam perut membawa kaki memasuki saung. Duduk dan membaca buku menu.
Tidak pakai lama. Pandangan mata tertumbuk pada gambar Nasi Tutug Oncom berikut harganya yang Rp7.150. Ini pilihan pertama!
Memilih Nasi Tutug Oncom bukan tanpa alasan. Selain harga terjangkau, rasa yang mendadak terngiang di kepala telah mempengaruhi pilihan.
Dulu waktu tangan kanan masih berfungsi normal, saya kerap membuat sendiri. Ya, kadang-kadang beli juga sih, kalau males bikin.
Terinformasi, Nasi Tutug Oncom merupakan makanan khas Tasikmalaya. Selanjutnya ia menyebar ke wilayah lain di Jawa Barat.
Olahan sederhana dari bahan yang sahaja. Terdiri dari nasi dan oncom serta bumbu lainnya.
Oncom berbumbu dimasukkan ke dalam nasi lalu dicampur merata. Ditumbuk atau dibejek-bejek menggunakan ulekan (muthu). Proses penumbukan itulah yang dalam bahasa Sunda disebut tutug.
Rasanya enak. Sedikit pedas dengan aroma kencur yang membuat lidah mengenyam tanpa jeda.
Saya membongkar kenangan, berusaha menemukan cara membuat Nasi Tutug Oncom. Sayangnya saya hanya mampu mengingat resep tanpa takaran.