Seusai waktu asar menunggu pedagang yang di kepalanya menyangga dagangan sate manis. Rasa mirip sate Maranggi. Bedanya, sate manis daging sapi versi Bangkalan hanya untuk camilan sore. Dimakan begitu saja tanpa ketupat pun nasi.
Makan malam menyantap sate dan gule Mak Cenneng di depan bioskop Purnama. Di Bangkalan hanya tersedia sate daging sapi atau kambing, dimakan bersama bumbu kacang dicampur kecap dan petis udang.
Sate ayam yang kita kenal merupakan versi penyesuaian dengan keberadaan ayam negeri di tanah Jawa dan daerah lain. Bumbunya pun tidak ditambahkan petis agar cocok dengan lidah warga setempat.
Di hari lain saya sarapan nasi campur dari warung Amboina. Potongan daging diopor sangat empuk. Sambalnya istimewa, menggugah selera dengan cita rasa tidak ada duanya dibanding di lain tempat.
Itu sebagian makanan. Masih ada nasi campur dan sate sapi bumbu kelapa di Nah Merah, bebek goreng Sinjai dengan sambal pencit (mangga muda), olahan seafood (rajungan, udang, aneka ikan) dengan bahan segar, dan sebagainya.
Saya kesulitan memeringkat, mana lebih baik di antaranya. Saya sependirian dengan Bondan Winarno, yang menyebut Bangkalan sebagai surganya kuliner.
Surat untuk Kampung Halaman Kedua
Setelah perjalanan dari Surabaya, memasuki Kota Malang adalah menghirup kesejukan. Dan tempe serta bakso merupakan makanan yang tidak bakal terlupa.
Tempe. Waktu kecil saya kerap melihat cara mengolah, dari kedelai hingga menjadi bahan yang akan difermentasi. Ia memerlukan air bersih berasal dari belik (sumber air di tebing sungai).
Menggunakan kedelai lokal, tempe Malang sangat gurih. Cukup diberi air garam dan bawang putih tanpa bumbu macam-macam, goreng tempe terasa garing dan enak. Keripik tempenya pun bikin ketagihan.
Bakso, kerap menyantapnya di warung dekat stasiun Malang. Kuah bening beraroma kaldu, pentol empuk terasa daging, dan saus tomat buatan sendiri meninggalkan kesan mendalam tentang bakso Malang. Sulit dicari tandingannya.
Mi rebus jalan Bengawan Solo (sekitar SMPN 5) dengan acarnya memiliki aroma dan rasa khas. Saya tidak menemukan sensasi serupa di tempat lain. Hampir mirip ketika makan cwimie di Jakarta.