Finansial sehat saat Ramadan? Bisa jadi ada Sebagian orang merasa serba cukup sehingga tidak pernah mengenal tanggal tua. Ada juga mereka yang selalu tidak pernah cukup, seperti apa?
Contohnya, Bupati yang minta setoran kepada para kepala dinas/SKPD (Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan menerima suap. Bahkan menggadaikan bangunan Dinas PUPR dan Kantor Pemkab ke Bank Riau Kepri, senilai 100 miliar (baca sendiri beritanya di sini).
Begini nih yang bikin ruang tahanan KPK dan Lapas Sukamiskin Bandung lekas padat. Pejabat publik punya penghasilan yang mestinya cukup, tapi jiwanya miskin. Mencuri atau menerima uang tidak halal.
Koruptor adalah tipikal manusia tidak pernah bersyukur. Takpernah merasa cukup.
Menurut mereka yang memahami ilmunya, finansial sehat merupakan keseimbangan kebutuhan finansial kini dan di masa depan. Termasuk kemampuan mengatasi keperluan finansial tidak terduga.
Secara teknis OJK memberikan parameter keuangan sehat dan tidak sehat. Keuangan sehat berarti:
- Siap kapan saja memenuhi kebutuhan finansialnya.
- Punya kontrol atas pengeluaran.
- Memiliki tabungan.
- Rasio pinjaman bagus (di bawah 30% dari pendapatan).
- Terakhir, punya perencanaan keuangan.
Keterangan lengkap silakan buka ojk.go.id
Singkatnya, finansial sehat adalah ketika seseorang bijak mengatur anggaran.
Ramadan mengajarkan tentang pengembangan rasa syukur. Misalnya, bagaimana segelas air saat berbuka puasa menjadi nikmat.Â
Ia juga melatih orang berpuasa agar melembutkan hati, merasakan kesulitan orang lain yang diejawantahkan dengan berbagi kepada sesama.