Di bawah pancuran itulah kami berlama-lama mandi. Jernih menyegarkan. Ada yang tertelan? Entahlah!
Pada masa kecil, Ramadan adalah bulan yang menyenangkan dengan banyak waktu bermain, sehingga tidak merasa lapar dan dahaga selama berpuasa.
Pengertian masa kecil itu saya letakkan dalam rentang usia TK sampai Kelas 6 SD.
Saya tidak ingat mulai umur berapa berpuasa. Pastinya bulan Ramadan telah mengubah pola makan menjadi dua kali sehari.
Pagi buta dibangunkan untuk bersantap. Matahari terbenam baru boleh makan lagi. Lapar dan haus menyiksa di sepanjang hari. Makanya, kepada Ibu saya menegosiasikan waktu buka lebih cepat.
Puasa beduk! Artinya menahan lapar dan dahaga sampai kumandang azan lohor. Setelah makan, puasa lagi. Saya tidak ingat, sampai umur berapa puasa "pupuk bawang" itu berlangsung?
Ketika mulai mengerti, saya melaksanakan kewajiban puasa Ramadan secara penuh. Demi mengalihkan rasa lapar dan haus, banyak hal bisa dilakukan.
Misalnya dengan beragam permainan. Bersama teman-teman anak tetangga main: halma, monopoli, gambaran, cangkulan (pakai kartu remi), ular tangga, atau bola bekel (biasanya anak perempuan). Juga permainan luar ruang (petak umpet, benteng-bentengan, dan semacamnya).
Sesekali beramai-ramai bertualang menyusuri tepian kali. Istirahat di satu titik melepaskan lelah dengan mandi di belik. "Belik" (bahasa Jawa) adalah air yang keluar sela-sela dinding/tebing cadas pinggir sungai.
Biasanya pada mata air ditancapkan batang bambu yang membentuk pipa. Di bawah pancuran itulah kami berlama-lama mandi. Jernih menyegarkan. Ada yang tertelan? Entahlah!