Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mbetik di Belik, Berlama-lama Main Air Selagi Berpuasa

2 April 2023   09:09 Diperbarui: 2 April 2023   09:24 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Bermain Air oleh Sasin Tipchai dari Pixabay

Di bawah pancuran itulah kami berlama-lama mandi. Jernih menyegarkan. Ada yang tertelan? Entahlah!

Pada masa kecil, Ramadan adalah bulan yang menyenangkan dengan banyak waktu bermain, sehingga tidak merasa lapar dan dahaga selama berpuasa.

Pengertian masa kecil itu saya letakkan dalam rentang usia TK sampai Kelas 6 SD.

Saya tidak ingat mulai umur berapa berpuasa. Pastinya bulan Ramadan telah mengubah pola makan menjadi dua kali sehari.

Pagi buta dibangunkan untuk bersantap. Matahari terbenam baru boleh makan lagi. Lapar dan haus menyiksa di sepanjang hari. Makanya, kepada Ibu saya menegosiasikan waktu buka lebih cepat.

Puasa beduk! Artinya menahan lapar dan dahaga sampai kumandang azan lohor. Setelah makan, puasa lagi. Saya tidak ingat, sampai umur berapa puasa "pupuk bawang" itu berlangsung?

Ketika mulai mengerti, saya melaksanakan kewajiban puasa Ramadan secara penuh. Demi mengalihkan rasa lapar dan haus, banyak hal bisa dilakukan.

Misalnya dengan beragam permainan. Bersama teman-teman anak tetangga main: halma, monopoli, gambaran, cangkulan (pakai kartu remi), ular tangga, atau bola bekel (biasanya anak perempuan). Juga permainan luar ruang (petak umpet, benteng-bentengan, dan semacamnya).

Sesekali beramai-ramai bertualang menyusuri tepian kali. Istirahat di satu titik melepaskan lelah dengan mandi di belik. "Belik" (bahasa Jawa) adalah air yang keluar sela-sela dinding/tebing cadas pinggir sungai.

Biasanya pada mata air ditancapkan batang bambu yang membentuk pipa. Di bawah pancuran itulah kami berlama-lama mandi. Jernih menyegarkan. Ada yang tertelan? Entahlah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun