Menteri pun menilai, jumlah harta kekayaan maupun gaya hidup bermewah-mewah itu tidak masuk akal, dibanding penghasilan Rudolfo sebagai pejabat eselon tiga.
Babaran mengenai seluk-beluk harta, gaya hidup, dan sepak terjang Rudolfo sekeluarga bertaburan di media massa juga lini masa.
Rudolfo dicopot dari jabatannya. Lalu pria berbadan subur itu mundur dari pekerjaan sebagai pegawai yang digaji oleh negara.
Itulah yang membuat hatinya gundah. Ia tidak akan kehilangan harta miliaran, tetapi menghadapi kematian harga dirinya.
Wangi menghampiri. Tubuh gemerlap mencemaskan keadaan, "lalu, kita mesti bagaimana?"
"Diam di rumah. Jangan dulu menghadiri arisan di Singapura atau membeli kaos kaki, celana dalam, dan gaun di Paris. Jangan dulu. Kita tiarap."
Bibir merah Vinny, istri Rudolfo, merekah. Indah. Memberi kesempatan kepada seekor lalat berikut anak-anaknya untuk sekadar healing, di rongga yang sudah lama mereka impikan.
Lanjut Rudolfo, "kalau mamah hendak bepergian, belilah LGCC* sebagai pengganti sedan mewah. Papah baru saja menelepon showroom agar segera mengirim mobil sejuta umat "
"Papah mau ke mana? Mamah ikut dong!"
"Aku ingin sendiri. Menenangkan diri beberapa hari di satu tempat. Menjauhi kegaduhan."
***