Telah datang seorang wanita. Sekilas tampak tidak menarik, tapi lama-lama sedap dipandang. Cantik. Tujuan bertemu membincangkan penggunaan dana pensiun.
Nilai uang pesangon diterima cukup besar. Bank tempatnya bekerja menawarkan program pensiun dini. Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan dan pulang membawa peralatan pribadi serta rekening gemuk.
Sebagian besar uang bekal digunakan untuk melunasi sisa kredit kepemilikan rumah. Sebagian untuk mentraktir keluarga besar. Sebagian disimpan. Sisanya ingin diputar dalam kegiatan usaha.
Wanita berusia matang itu penyuka bakso, maka ia berhasrat merintis usaha penjualan bakso dan mi ayam.Â
Buntut dari perbincangan panjang lebar, ia meminta saya agar menambah modal. Beuh...!
Perlahan warung bakso dan mi ayam berkembang. Bertahap menghasilkan keuntungan. Berkat pengaruh faktor-faktor, di antaranya: tempat strategis, bersih, dan rapi; rasa produk diterima oleh lidah umum; pelayanan baik.
Apabila mampu mempertahankan kinerja bagus, mestinya pada tahun berikutnya tidak perlu merogoh kantong untuk meneruskan sewa tempat. Namun kemudian skenario berantakan.
Pangkalnya, seasang suami istri kenalannya berkunjung. Penggemar bakso dan mi ayam itu gemar bercakap tentang bisnis sangat menjanjikan. Bisa disambi.
Mereka menegaskan dengan seruan, "dahsyat...!!!"