Mengagetkan. Membuat telinga gatal. Anak-anak mengumpat ketika sedang bermain bola. Kata-kata tidak pantas keluar dari mulut generasi belum matang itu. Kenapa?
Warga sebuah permukiman padat, termasuk anak-anak, beruntung. Di seberang terletak lapangan beton dengan panggung. Terdapat pohon-pohon yang menaungi penonton.
Pada ruang terbuka itu terselenggara berbagai aktivitas. Olahraga, senam kebugaran, untuk tempat pemungutan suara, hingga hajatan. Anak-anak pun menggunakan untuk bermain.
Dengan dua gawang dan bola plastik mereka tampak gembira bermain bal-balan (bahasa Jawa untuk sepakbola). Sesekali terdengar sorakan, "gooool...!"
Saya asyik menonton bersama Uda pemilik warung kelontong persis di depan lapangan. Sekali tempo membincangkan berbagai hal. Kadang ada obrolan menarik untuk bahan tulisan. Kebanyakan adalah bualan pengisi senggang.
Namun sejenak cakap angin terhenti demi mendengar seruan tidak pantas bersumber dari lapangan.
Sebutan hewan peliharaan bukan kucing dan beragam kata makian berhamburan dari mulut-mulut berumur 8-10 tahun. Berkata kasar tidak sesuai dengan usia mereka.
Bukan karena bertengkar! Bukan pula sebab berselisih paham. Bukan.
Kata-kata tidak pantas meluncur begitu saja. Barangkali bagi mereka menjadi seperti pernyataan kegembiraan. Ihwal lumrah yang mereka anggap keren di dalam pergaulan.
"Mereka mengikuti umpatan serupa yang didengar dari mulut orangtuanya," ujar Uda.