Lebih lanjut, pria berasal dari Sumatera Barat itu berpendapat, bahwa anak-anak tumbuh di lingkungan padat dengan atmosfer makian orang dewasa. Maka kata-kata kasar menjadi menu sehari-hari.
Bisa jadi sih. Menurut halosehat.com, anak dalam usia dini merupakan pendengar dan peniru ulung.
Bagaimana cara menghadapinya?
Uda tinggal di lingkungan sama dengan anak-anak sedang bermain bola. Pemilik warung kelontong itu memiliki dua putra. Satu anak usia SD. Bungsu baru bisa berjalan.
Ia menyediakan lingkungan keluarga sehat yang baik untuk perkembangan anak. Tidak sekadar mendidik, tapi juga memberi teladan perilaku baik, yaitu:
- Mengajak dan mendampingi agar anak rajin beribadah.
- Santun, baik dalam keluarga maupun kepada orang lain.
- Tidak mengeluh, memaki, berkata kasar terutama di hadapan anak.
Uda percaya, orangtua menjadi orang pertama sebagai figur panutan anak-anak. Disadari atau tidak, sikap, perilaku, dan perkataan orangtua merupakan rujukan pertama dan utama bagi anak.
Oleh karena itu Uda dan istrinya senantiasa menjaga lisan dan perbuatan baik, agar menjadi lingkungan sehat bagi perkembangan jiwa anak.
Begitu obrolan singkat dengan Uda.
Mungkin pemerhati parenting memiliki penjelasan lebih komprehensif, mengurai fenomena anak-anak berkata kasar dalam kegiatan sehari-hari.
Oh ya, satu lagi. Menurut hemat saya, Uda juga memberi contoh enterpreneurship pantang menyerah. Tidak melulu berpangku tangan meratapi nasib. Itu penting.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI