Kebisingan yang membuat saya terbangun. Dada berdegup, terkejut. Kepala berdenyut-denyut.
Keributan pada pagi paling gelap itu terjadi berulang-ulang. Mereka beberapa kali hilir mudik dari permukiman padat ke jalan besar melalui, tentu saja, jalan lokal. Baru reda menjelang subuh.
Mereka tidak kasat mata. Mereka di luar, saya di kamar berusaha keras memejamkan mata. Saya tidak melihat sosok, siapakah makhluk yang demikian egois? Mengganggu waktu istirahat. Bisa jadi bukan hanya saya yang terganggu.
Jadi saya menyebut mereka sebagai hantu berknalpot bising. Roh jahat yang menghantui sewaktu tidur.
Selain egois, mereka tidak tahu aturan dan tidak memiliki pekerti baik. Siapa yang patut disalahkan?
Tidak ada? Tidak ada yang mau mengakui?
Baiklah! Saya alamatkan saja kesalahan kepada jalan, kenapa dibuat terlalu mulus?
Sesaat terbersit setitik harapan agar mereka berubah dimensi menjadi roh sesungguhnya, tapi jangan ah!Â
Berdoa saja, moga-moga mereka dilimpahkan rezeki cukup sehingga dapat membeli knalpot standar. Tidak mengganggu lagi dan hidup sebagai insan bermartabat dan bermanfaat bagi nusa bangsa.
Aamiin