Akhirnya tempat ngopi di sebelah rumah tutup permanen. Sebelumnya beroperasi ibarat lampu byar-pet. Beberapa waktu nyala, berikutnya padam. Tempo-tempo buka, beberapa kali tidak jualan.
Awalnya, pembukaan kafe menyimbolkan pengoperasian di masa depan. Sebagaimana pernah diceritakan dalam artikel: Jangan Sampai Baru Buka Bisnis Kuliner, Besoknya Tutup
Sembilan bulan berjalan, tempat ngopi ini menjalankan praktik buka tutup. Tergantung situasi. Padahal investasi ditanamkan lumayan untuk ukuran saya.
Kamar paviliun dirombak menjadi open kitchen. Dinding dilapis wallpaper dekoratif berwarna cerah. Jendela diubah sedemikian rupa menjadi konter terbuka.
Kemudian mengadakan perlengkapan, antara lain: kulkas, stainless steel preparation table, grinder, dan peralatan kopi, aplikasi kasir berikut mesin pencetak. Juga menyediakan meja kursi untuk maksimal 10 pengunjung duduk.
Selain penjualan di tempat, ia juga telah daftar ke platform pengantaran secara daring dan memasang titik di google maps.
Lengkap sudah untuk usaha skala rumahan dengan modal pengetahuan, keterampilan, peralatan, bahan, dan jaringan promosi.
Daftar menu mencantumkan aneka racikan kopi dan minuman non-kopi. Juga menyediakan light meals. Kadang roti bakar. Kadang siomay. Satu waktu menawarkan makanan berat: nasi goreng dan soto ayam.
Seduhan kopi diracik serius. Beragam seduhan pernah saya coba. Cold brew, V60, kopi gula aren, dan nama populer lainnya, di luar racikan favorit saya: kopi tubruk.
Makanan juga layak direkomendasikan kepada kenalan. Bahkan soto ayamnya bikin nagih.