Sebetulnya beberapa orang menyarankan pengobatan alternatif lain, baik di wilayah Bogor maupun luar kota. Namun saya belum berminat dengan berbagai alasan.
Saya rutin menjalani pengobatan medis. Sembuh atau tidak adalah relatif. Pengobatan melalui dokter spesialis merupakan upaya agar keadaan tidak bertambah buruk. Atau menghindari terserang stroke untuk kedua kalinya, jika mengabaikan obat-obatan disarankan.
Sembuh total menjadi normal kembali lantas tidak lagi menjadi tujuan. Itu adalah kuasa Yang Maha Penyembuh. Pengobatan medis, pikiran positif, dan semangat untuk lebih baik, atau lebih sehat, adalah modal utama dalam rangka menghabiskan sisa hidup.
Tidak perlu muluk-muluk berkeinginan, agar tidak memetik kecewa.
Kemarin tiba-tiba seorang teman datang membawa pria lajang yang katanya bisa menyembuhkan. Setelah berbasa-basi, pria berusia menjelang 40 tahun itu mulai memegang tangan kanan saya. Mengangkatnya dan melakukan ritual tertentu sambil berkali-kali menarik napas dalam.
Beberapa belas menit kemudian, ia memberikan air mineral kemasan gelas yang telah diberi mantra-mantra. Lalu bersila dan komat-kamit.
"Syaraf-syaraf sudah kaku. Dengan 9 sampai 11 kali pengobatan, stroke pasti sembuh. Pertemuan berikutnya tergantung perintah dari yang gaib."
Gaib? Sakti betul!
Saya pun membatin, kok rasa-rasanya saya tidak yakin ya? Moga-moga si gaib mendengar keluhan saya, kemudian membisiki pria sakti itu agar memberi penjelasan yang dapat diterima.
Pengalaman sih begitu. Jika betul-betul sakti, ngrentek (membatin) sedikit saja mestinya orang yang dikaruniai kepekaan akan bereaksi.
Ini tidak. Malah membakar rokok dan menyeruput kopi. Baiklah. Saya pasrah. Keengganan mulai menyelusup ke dalam diri.