Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Makan Kepala Sendiri

24 September 2022   07:24 Diperbarui: 24 September 2022   12:03 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kepala oleh AJEL dari pixabay.com

Kecuali memakan kepala sendiri, tiada hal tidak mungkin di dunia ini. Pada mana Suembe berhasil mencapai apa yang mustahil dilakukan oleh umumnya orang lain.

Pucuk malam telah tiba. Langit berada pada titik paling kelam ketika mata Suembe berbinar. Wajahnya bersinar terang.

"Akhirnya... Akhirnya.......," teriaknya girang.

Berkali-kali melihat, memeriksa, menghadapkan ke arah bohlam, dan meraba dengan saksama penuh perasaan kasih. Suembe menghirup dengan rasa puas aroma lembaran di tangannya.

Sempurna, hati dan pikirannya bersatu kata. Sudah sekian malam dua penggerak yang membuat jiwa dalam tubuhnya hidup itu berseteru. Mempertengkarkan banyak perkara.

Satu sisi tentang pekerjaan presisi, terukur, dan dapat dengan mudah diterima masyarakat, juga menghitung risiko.

Satu sisi mengenai nilai estetis, tampilan sempurna, dan sedikit kekhawatiran. Bukankah hati menyimpan kekhawatiran-kekhawatiran apabila segalanya belum jelas?

Belum jelas, bagaimana caranya bisa makan sementara Suembe tidak menyimpan uang di rumah ini. Ia demikian sibuk dengan proyek yang satu itu.

Pria kurus itu bersama kongsinya menanamkan uang untuk membeli beberapa peralatan, seperti mesin cetak portabel seri terakhir yang canggih, dan serat kapas khusus yang diimpor dari Rusia.

Memperoleh bahan melalui jalan berliku penuh rahasia. Berkat kenalan di bawah tanah, Suembe berhasil mendapatkannya untuk hasil terbatas. Untuk cetakan 500 lembar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun