Diduga pengemudi mengantuk, sebuah minibus membentur badan truk trailer yang melaju searah. Kecelakaan mengakibatkan korban jiwa.
Dalam cuaca cerah dengan kepadatan lalulintas sedang, Toyota Hiace menabrak truk trailer di KM 375 +300 Jalur A (dari arah Jakarta Semarang) ruas tol Semarang-Batang, Jawa Tengah. Tujuh orang tewas (selengkapnya di sini).
Tak sedikit peristiwa kecelakaan terjadi akibat pengemudi mengantuk ketika menyetir mobil atau motor. Mengendalikan kendaraan bermotor memerlukan syarat-syarat:Â
- Keterampilan (latihan/pengalaman).
- Usia sesuai (Peraturan Polisi Nomor 5 Tahun 2021).
- Serta sehat baik jasmani maupun rohani.
Berkenaan dengan kondisi badan kurang fit, setidaknya empat kali saya mengalami nyaris celaka dan kecelakaan. Akibat terserang rasa kantuk luar biasa ketika mengemudikan mobil.
Pertama, ketika berada di belakang zebra cross, menunggu lampu lalu lintas untuk pejalan kaki berkedip hijau.Â
Dedaunan pohon peneduh di depan Museum Nasional mengurangi sengatan matahari, ditambah pengatur suhu di dalam mobil membuat kelopak mata terasa berat. Semakin berat. Semakin redup dan gelap, sampai klakson-klakson dari belakang memaki.
Terkesiap! Melihat lampu pelican crossing (pedestrian light controlled crossing)Â itu berpijar hijau. Serta merta tangan kiri memindahkan tuas ke depan, melepas pedal kopling seraya menekan gas. Roda belakang berputar cepat menggesek aspal.
Siang itu saya memang lelah, setelah melakukan perjalanan cukup jauh. Sampai-sampai tidak sempat makan siang.
Kedua, arah baliknya menggunakan ruas tol dalam kota agar segera tiba di kantor. Siang njepret. Permukaan jalan memantulkan cahaya matahari. Silau. Mata lelah, melemah, lalu mengatup selama sekian sekon.
Bagusnya, pengguna jalan lain membunyikan klakson sehingga saya terjaga. Badan mobil menghampiri dinding beton dengan cepat. Refleks mengurangi laju kendaraan. Telat sedikit, entah apa yang akan terjadi.