Lebih dari satu bulan lalu. Sebuah undangan menyalakan semangat perjumpaan. Memantik cemas juga. Sudah lama tidak melakukan perjalanan jarak jauh.
Pada akhir Juni kemarin, Pak Tjiptadinata Effendi mengonfirmasikan pertemuan Kompasianer, praktisi Reiki, dan Admin Kompasiana. Tempat dan waktu telah ditetapkan.
Dalam rangka pulang kampung, Bu Roselina Effendi dan Pak Tjipta berbagi kebahagiaan dengan mengadakan kopdar --ajang pertemuan tatap muka demi mewujudkan pertautan dunia maya---di berbagai kota di Indonesia. Termasuk di Jakarta.
Bisa jadi perjumpaan di ibukota menjadi kopdar Kompasianer dengan jumlah peserta terbanyak. Konon seratusan orang menyatakan konfirmasi kehadiran.
Reaksi pertama kali, saya sangat senang dan berkeinginan untuk menghadiri acara di Gedung Perpustakaan Nasional itu. Tidak perlu berpikir panjang untuk memberikan konfirmasi.
Namun di sisi lain saya mengkhawatirkan kondisi sekarang. Mengingat sudah lama saya tidak menyelesaikan perjalanan jauh.Â
Beberapa pikirin buruk mengganggu rencana ke Jakarta. Bagaimana cara mencapainya? Juga muncul rasa inferior jika nanti berhadapan dengan Kompasianer yang hebat.
Too much analyzing. Kebanyakan mikir!
Eh, ujug-ujug sepupu menelepon, menanyakan, "nanti tanggal dua puluh mau dijemput jam berapa?"
Usut punya usut, ternyata putri saya hari ini berhalangan hadir (sebelumnya ingin ikut) sehubungan dengan kegiatan kantornya di Cibubur.
