Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perintah Atasan

16 Agustus 2022   20:57 Diperbarui: 16 Agustus 2022   21:07 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali ini sore tampak ganjil, dengan horizon merah membanjiri kolam. Permukaannya memantulkan nuansa langit sewarna darah. Mengerikan.

Pertentangan batin dengan pikiran terjadi menjelang senja takluk kepada malam.

Seusai merawat taman rumah dengan halaman luas, majikan memanggil agar aku menghadap ke tempat duduk di tepi kolam ikan.

Demi mempertahankan hidup, memang aku bekerja kepada seorang yang sangat kaya. Apakah hartanya diperoleh dari hasil korupsi, komisi membekingi kelompok mafia, atau hasil usaha sah, aku tidak mengetahui persis.

Terpenting aku memperoleh pekerjaan sebagai penjaga vila mewah dengan gaji cukup. Titik.

"Kamu matikan mereka. Bunuh menggunakan gagang kayu keras dengan tenaga kuat. Malam ini keluargaku hendak berpesta."

"Tapi ...."

"Tidak ada tapi-tapian. Kerjakan cepat. Sekarang!"

Tiada alasan untuk menolak perintah atasan atau juragan atau majikan (mana saja boleh engkau sebut). Menimbulkan pertentangan batin. Gejolak yang menghasilkan kegaduhan antara pikiran dengan nurani.

Pikiran menyanggupi perintah atasan demi melanggengkan pekerjaan, yang telah diperoleh dengan susah payah. Malahan bisa menambah nilai positif untuk memperoleh kredibilitas lebih tinggi dari atasan.

Namun demikian, di sisi paling dalam dari jiwaku mengingatkan tentang satu hal yang tidak pernah kulakukan seumur hidup. Daripada mengikis kaidah melekat pada nurani, lebih baik menerima amarah dari majikan. Kemungkinan terburuk adalah dipecat. Begitu bisik nurani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun