Mereka berlekas-lekas meninggalkan api kompor menggosongkan masakan, paruh ayam-ayam menganga, kran air meluapkan ember-ember penuh cucian baju kotor, buku-buku pe-er masih kosong, dan botol-botol susu bergelimpangan disesap para kucing.
Seseorang menelepon.
Serentak dengan itu pula istri dan kedua anak Pak Danu, mengabaikan keadaan rumah tidak dikunci, berlari di sepanjang lorong gang sempit --yang demikian sempit sehingga sepeda motor pun bakal sulit lewat-- menuju jalan besar di mana Pak Danu sedang menangis berguling-guling.
Mobil bau toko raib. Tiada jejak. Tiada tinggalan, kecuali selimut keperakan kusut masai tergeletak di tepi jalan protokol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H