"Dor, dor, dor, dor, dor...," meleset tidak kena sasaran.
"Dar, dar, dar, dar, dar, dar, dar...," dua: melubangi tembok. Lima: di batok kepala. Tewas.
Baku tembak bermula dari suami yang lebih sibuk menghabiskan waktu dengan pekerjaan, daripada meluangkan waktu mengantarkan istrinya.Â
Karier melesat pada usia empat puluhan membuat semangat menggebu-gebu. Atau sebab semangat karier kian melesat?
Sedangkan sang istri berada di usia pertengahan tiga puluh tahunan, masih menyimpan gelora asmara yang mestinya disambut dengan gegap gempita.Â
Dalam waktu-waktu luang baiknya ditemani, bersenang-senang di kawasan wisata maupun berdansa di atas ranjang.
Satu saat sang istri ingin diantarkan ke lain kota. Ternyata waktu tidak mengizinkan untuk menemani.
Untuk itu ia mengutus seorang pegawai pria muda untuk mengemudikan kendaraan mewah, menuju kota dimaksud.
Ternyata perjalanan menjadi petualangan menyenangkan. Musik kekinian di dalam kabin mobil. Bukan lagu lawas yang monoton.
Pria pengemudi pintar bercerita. Perjalanan tidak membosankan. Agar bisa menyimak kisah-kisah lebih intens, wanita yang masih kencang kulitnya itu pindah ke jok sebelah pengemudi.