Â
Air kelapa muda memang cocok untuk membatalkan puasa. Mengatasi rasa haus yang sedang kami alami, tapi waktu berbuka masih enam jam lagi. Masih lama!
Permulaan bulan puasa biasanya banyak godaan. Hari pertama ngadem di rumah, atau tidur, sebab libur. Hari kedua ada godaan-godaan untuk menuntaskan rasa haus dan lapar.
Eddy, Freddy, dan saya bermaksud mendatangi sebuah kantor untuk menandatangani Surat Perintah Kerja. Proyek pertama.
Jaraknya tidak jauh bila ditempuh dengan kendaraan, dihitung dari kantor kami. Bukan kantor sih. Garasi rumah Eddy yang dijadikan tempat kerja.
Kelak jika sudah maju, kami akan menyewa ruko atau perkantoran yang sesungguhnya. Sementara mobil Jip kebanggaan milik Eddy ditaruh di luar. Dengan mobil gagah itulah kami hendak melakukan perjalanan.
Seusai penandatanganan kontrak, kami kembali ke kantor dengan hati gembira. Pengatur suhu kabin kendaraan turut bersukacita, mengembuskan hawa sejuk. Namun di depan lalu lintas macet. Sinar matahari memancar ganas. Cuaca di luar terasa sangat panas.
AC tidak mampu mengatasi gerah. Boleh jadi perangkat pengatur suhu itu kurang berfungsi. Bisa juga atap terpal terlalu menyerap hawa panas.
Ya, mobil jip menggunakan penutup kabin berupa terpal. Bukan atap keras (hard top) dengan peredam panas.
Alhasil sisa perjalanan dihadapi dengan gelisah. Berlembar-lembar tisu dihabiskan untuk menghapus keringat. Tenggorokan mengering. Puasa hari kedua di dalam mobil jip beratapkan terpal amat menyiksa
Aspal tampak berkilau. Tiada pelindung, seperti pohon trembesi atau asem yang daun-daunnya membentuk payung. Meranggas.Â