Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Koruptor Babak Belur Dihakimi Massa

9 Desember 2021   08:58 Diperbarui: 9 Desember 2021   09:09 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warta sore berkata:

"Tertangkap basah, seorang koruptor babak belur dihakimi massa. Pelipis bengkak, mata sembab, mulut lebam. Berdarah-darah. Belulang patah. Pick-up memungut sebelum malaikat menjemput"

Gendang telinga rengat sontak terjaga. Azan bersaing dengan nyaring linimasa viral selebritas.

Malam menyantap berita. Pencopet babak belur dipermak, kepergok menyilet harta penumpang angkot. Penjambret mengembat HP diterjang ramai-ramai. Tewas.

Pencuri-pencuri paria babak belur. Mati demi membeli susu.

Tahta bersulang. Mencuri keringat rakyat berulang-ulang. Sang kuasa bersabda:

"Korupsi kecil-kecilan tidak perlu dipenjara."

Maka koruptor berjaya selamanya.

Memperingati Hari Anti Korupsi 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun