Menggunakan transportasi massal ini adalah kenangan masa lampau ketika saya masih bertualang di Jakarta.Â
Bus TransJakarta lancar jaya tiada penghalang, anti macet, berpendingin ruangan, dan nyaman.
Belakangan tersiar kabar bahwa bus TransJakarta kerap mengalami tabrakan. Publik menyoroti kecelakaan bus TransJakarta selama sebulan terakhir. Seperti diberitakan dalam kompas.com, "Adu Mulut antara Anggota DPRD DKI dan Direksi PT TransJakarta soal Rentetan Kecelakaan dalam Sebulan Terakhir".
Terjadi 502 kecelakaan melibatkan bus TransJakarta sepanjang Januari hingga Oktober 2021, demikian papar Direktur Utama PT. Transjakarta Yana Aditya dalam rapat bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (6/12/2021).
Apakah kecelakaan tersebut diakibatkan oleh kelalaian pengemudi atau lemahnya pengelolaan? Akar permasalahannya masih menjadi perdebatan.
Artinya, sampai titik itu persoalan angkutan umum berputar-putar di sekitar ihwal itu-itu saja: ugal-ugalan, kejar setoran, pengemudi lelah atau ngantuk, manajemen buruk, dan seterusnya.
***
Menaiki bus antar kota merupakan pengalaman menegangkan. Nyaris sepanjang perjalanan diisi dengan adegan kebut-kebutan.
Dari pool masih menjadi "anak baik-baik" yang menyisir Jagorawi dengan kalem. Selepas menjemput penumpang di terminal Pulo Gadung, saya masih bisa menikmati indahnya senja hingga gerbang keluar tol Cikampek.
Bus berhenti untuk rehat makan malam bagi para penumpang serta pengemudi dan kru. Setelah itu mulailah sopir menekan pedal gas. Rata dengan lantai kendaraan.
Waktu tidur arkian tersita oleh kesibukan saya meredam degupan jantung. Perjalanan ala menaiki roller coaster berlangsung. Tidak mengherankan, begitu tiba di tujuan sebuah kota di Jawa Timur, saya mencari tempat nyaman untuk tidur.