Bila tidak berhati-hati dalam mengendalikannya, maka kendaraan bermotor akan menjadi keranda.
Selama tahun 2020, setiap hari 60-80 nyawa melayang akibat kecelakaan lalu lintas. Mempertimbangkan adanya korban luka berat, bisa lebih! (kompas.com)
Belum lama, kecelakaan di jalan tol merenggut nyawa Dekan Fakultas Peternakan UGM. Di Ngawi Kertosono kecelakaan memakan satu korban meninggal.Â
Terakhir adalah kecelakaan yang menyebabkan artis Vanessa Angel dan suaminya Febri Andriansyah meninggal dunia.
Pemicu kecelakaan bisa beragam. Setidaknya ada tiga hal berpengaruh terhadap asas keselamatan berkendara, yaitu: infrastruktur jalan, teknis kendaraan, dan perilaku mengemudi.
Memahami Infrastruktur Jalan
Selain pembuatan jalan dengan pengaspalan, belakangan beton lumrah digunakan dalam pembangunan prasarana lalu lintas kendaraan.Â
Metode pertama dikenal sebagai konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), yang kedua disebut perkerasan beton/kaku (rigid pavement).
Sesuai namanya, jalan aspal nyaman dilewati oleh kendaraan ringan. Jalan beton cenderung terasa kasar, bumpy, dan warna permukaannya menyilaukan. Namun diketahui jalan beton lebih awet dan mampu menahan bobot kendaraan berat ketimbang jalan aspal.
Sebetulnya metode perkerasan, aspal (flexible) atau beton (rigid), memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selanjutnya dapat dipelajari di: Perbandingan jalan beton dan aspal -- Ilmu Sipil.
Dengan memahami karakteristik jalan, maka diharapkan pengemudi menyesuaikan diri dengan keadaan dan berhati-hati. Menghadapi jalan menurun, tanjakan, bergelombang, berlubang, lurus membosankan, menyilaukan, atau tikungan.