Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Transaksi Online Berbuah Silaturahmi

21 Oktober 2021   18:57 Diperbarui: 21 Oktober 2021   19:10 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transaksi online Mediamodifier dari pixabay.com

Kendati kini lazim, bagi saya menjual barang secara online merupakan pengalaman perdana. Kisah perdagangan daring yang baru pertama kali saya lakukan itu menghasilkan transaksi tunai berbuah silaturahmi.

Bukan melalui platform marketplace sebagai penyedia ruang pertemuan antara penjual dan pembeli. Diketahui, pasar daring mengatur dari sejak pembayaran, pengiriman, hingga barang tiba di tangan pembeli, bila terjadi transaksi.

Caranya sederhana, memanfaatkan saluran lebih gampang, yakni promosi melalui Facebook Group.

Apa sih yang diiklankan?

Beauty cross-hatch trim rings untuk VW Beetle atau Karmann Ghia produksi sampai tahun 1965. Terbuat dari aluminium, aksesoris tersebut belum pernah dipakai sejak beli baru pada tahun 1985.

Beauty Rings untuk VW Beetle/Karmann Ghia (dokumen pribadi)
Beauty Rings untuk VW Beetle/Karmann Ghia (dokumen pribadi)

Dari sekian tanggapan pembaca, ada satu anggota grup yang membangun percakapan intensif melalui Facebook Messenger, kemudian berlanjut ke aplikasi perpesanan WA.

Tiba kepada pertanyaan calon pembeli mengenai harga. Saya menawarkan Rp3 juta 1 set (4 buah). Sebagai informasi, harga di eBay lebih mahal, sekitar USD 300 (lebih dari 4 juta rupiah). Tiada jawaban. Saya pun diam.

Dua hari kemudian, calon pembeli menawar sampai harga Rp2 juta. Saya menurunkan sampai menjadi Rp2,5 juta. Tiada jawaban. Saya pun diam.

Satu pagi yang cerah, satu-satunya peminat serius itu menerangkan, ia mengaku hanya punya budget sebesar dua juta. Kemudian ia membuka identitas. Bernama Pak Ketut Sugiarta, biasa dipanggil sebagai Pak Mangku, dan bertempat tinggal di Denpasar, Bali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun