Tiadanya informasi mengenai perkembangan pekerjaan, mencetuskan berbagai tanya dalam benak pemesan. Tingkat kepercayaan konsumen kepada sebuah usaha jasa pun menjadi anjlok.
Padahal, sebelum tercapai kata sepakat, pelaku usaha tersebut mengejar-ngejar klien agar segera menyepakati terjadinya transaksi. Dalihnya, harga bahan utama akan naik.
***
Satu ketika saya memerlukan jasa bengkel las, dalam rangka penggantian gerbang rumah, dari pintu sistem kupu-kupu menjadi model dorong. Lagi pula, keberadaannya sudah usang, keropos sana-sini.
Berdasarkan referensi seorang teman baik, saya menghubungi sebuah usaha pembuatan pagar. Terinformasi, harga jasanya cukup bersaing dengan kualitas baik.
Kemudian pemilik bengkel las segera datang, membahas rencana saya, melakukan survei singkat, dan pengukuran.Â
Anak muda itu membuat sketsa kasar dan dimensi gerbang yang akan dibuat, berikut harga penawaran.
Menanggapi harga itu, saya harus berunding dengan keluarga, siapa tahu bisa dicari pembandingnya.Â
Saya terbiasa mencari sedikitnya 3 pembanding, sebelum menentukan supplier. Kebiasaan itu tumbuh ketika masih bekerja di proyek.
Pada kesempatan pertama esok hari, anak muda tersebut menghubungi, mendesak saya agar segera memberinya uang muka sebanyak 50%.