Meski tidak semua jenis penganan berkuah itu sempat disantap, saya telah menjajal beberapa macam soto.
Paling sederhana adalah soto bening saat saya masih kanak-kanak. Ibu saya mengolah rebusan daging (kaldu) dengan bumbu minimalis. Seingat saya, hanya diberi jahe, bawang, merica, dan garam.
Mirip masakan berkuah --yang tidak saya ketahui bumbunya-- di Tanah Merah, Bangkalan, Madura. Bedanya, daging dan jeroan digoreng. Disebutnya juga nase campur.
Di Bangkalan juga, saya merasakan lezatnya soto Madura yang segar, cenderung bening, dan gurih. Soto enak tersebut juga banyak tersedia di Surabaya.
Ibukota provinsi Jawa Timur itu juga mempunyai varian berupa Soto Sulung dengan bahan utama berupa jeroan sapi. Selain itu terdapat Soto Ambengan. Julukan-julukan itu merujuk kepada nama jalan, mungkin awal mula keberadaan warung penjual.
Bumbu dasar soto tersebut mirip soto Madura, dengan modifikasi dan tambahan koya, misalnya. Koya sendiri terbuat dari kerupuk udang dan bawang putih iris yang keduanya digoreng, kemudian ditumbuk halus. Komposisi dan penyajian yang mirip adalah soto Lamongan.
Soto daerah lain yang pernah saya coba adalah: soto tauco Pekalongan, soto bening Semarang, soto Betawi (kuahnya dibubuhi susu murni), soto Banjar, dan tentunya soto di Bogor.
Di kota hujan ini terdapat beberapa jenis soto, yaitu:
- Soto Mi dengan isian daging sapi, jeroan, kikil. Bumbunya cenderung kemerahan, berasal dari cabe merah buang biji. Ciri khasnya, semangkuk soto berisi: mi kuning, risoles, tomat, kentang goreng, kol.
- Soto Bening. Kuahnya jernih, mirip kuah bakso, ditambah irisan kentang goreng. Isiannya bisa daging sapi atau suwiran ayam. Rasanya segar dan gurih.
- Soto Santan. Kuahnya bersantan, bisa berwarna kuning karena dibumbui kunyit, bisa juga berwarna putih. Pilihan isinya, daging, jeroan, ayam yang semuanya sudah digoreng. Rasanya mantap, tapi kalau kebanyakan dapat menyebabkan kesemutan. Kandungan kolesterolnya kencang. Hehehehe.
Baru-baru ini saya menjajal soto rempah Bu Nelly. Aroma makanan berkuah ini kuat, membangkitkan rasa lapar. Dan ternyata rasanya pun sangat enak, segar, dan menghangatkan.
Selengkapnya dapat dibaca di:Â Soto Rempah yang Enak dengan Harga Murah
Cara makannya pun berbeda-beda. Ada yang dalam satu mangkuk bercampur dengan nasi. Ada pula yang nasinya terpisah dengan kuah soto. Kedua-duanya sama enaknya. Persoalannya, menyantap soto terpisah dengan nasi cenderung lebih mengenyangkan. Campur nasi, bisa lebih pas di perut.
Jadi, ada banyak olahan soto di negeri kita. Tata cara penyajian dan menyantapnya pun bervariasi. Soto Nusantara yang sangat beragam. Membutuhkan halaman panjang untuk menceritakan kekhasan masing-masing.