Konon, selama masa pandemi sebagian orang merasa bahwa jarum timbangan badan cenderung ke kanan. Kekeliruan dialamatkan kepada model kerja dari rumah, yaitu kerja jarak jauh mengandalkan fasilitas internet.
Dengan itu pula, berkurang aktivitas fisik. Berimbuh juga kepada bertambahnya penganan yang masuk ke dalam pencernaan. Sehingga, di luar menu makan tiga kali sehari, tiba-tiba kita tertarik dengan food promo ditawarkan oleh berbagai platform.
Gerai penjualan camilan pun tampak ramai. Perasaan, lebih ramai dibanding hari sebelum pandemi. Boleh dibilang, belakangan, hampir tiap pekan saya berkunjung ke toko yang menawarkan puluhan jenis makanan ringan.
Menurut ahli kesehatan, kelalaian dalam mengendalikan keinginan untuk makan berlebih --dan ngemil-- yang tidak disertai dengan aktivitas fisik, akan berpengaruh terhadap kenaikan berat badan.
Kemudian, cara-cara yang disarankan adalah:
- Memelihara Body Mass Index (BMI) atau indeks massa tubuh.
- Usahakan selalu sarapan.
- Jangan kebanyakan, gunakan porsi kecil untuk makan.
- Lebih banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran.
- Rajin dan rutin berolahraga
- Perbanyak minum air putih.
- Makan makanan yang mengandung serat.
- Makan secukupnya, hingga batas tidak merasa lapar. Bukan rasa kenyang yang tiada tuntas.
- Cukup tidur.
- Jangan lampiaskan stres dengan makan berlebihan.
- Ubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Kiat-kiat tersebut di atas dijelaskan lebih lengkap di sini. Saya hanya sedikit mengulik tentang Body Mass Index (BMI).
Indeks massa tubuh merupakan patokan yang digunakan untuk menyatakan seseorang termasuk dalam berat badan sehat dan tidak sehat. Penggolongan BMI menurut Hellosehat.com adalah:
- Berat badan kurang, indeks kurang dari 18,5.
- Berat badan normal, indeks berkisar 18,5-22,9.
- Berat badan berlebih, rentang indeks adalah 23-29,9.
- Obesitas, indeks berada di atas 30
Perbandingan berat badan dan tinggi badan itu dihitung dengan cara:
(Berat Badan dalam kilogram) dibagi (Tinggi Badan dalam meter kuadrat)