Selain tugas-tugas berdasarkan job description atau tugas utama, ada kalanya kita menerima assignment di luar itu. Boleh menolak atau menerimanya. Tapi saya adalah person yang tidak sampai hati menolak assignment dari teman, kendati keadaan tubuh sedang payah.
Lima hari terakhir, kondisi badan tidak baik-baik saja. Terkapar. Hanya mampu duduk sebentar. Keadaan itu bermula dari assignment beruntun beberapa hari sebelumnya. Ternyata tubuh sudah tidak mampu menahan beban penugasan terlalu berat.
Penyumbatan pembuluh darah ke otak, dua setengah tahun lalu, telah melahirkan saya sebagai manusia mati separuh.Â
Kerusakan syaraf motorik mematikan setengah badan. Demikian pula memori dan kognisi yang merobohkan bangunan berpikir hingga tersisa setengahnya pula.
Dengan puing-puing tersisa, seharusnya saya tidak lagi menyetarakan kemampuan berpikir sebagaimana manusia normal. Yakni mengurangi berpikir menggunakan otak kiri, tentang mekanisme dan hitungan yang biasa dilakukan dalam pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.
Belakangan, saya memanfaatkan bagian otak kanan untuk menghasilkan tulisan. Kegiatan ini menyenangkan, tidak membebani pikiran, dan sedikit banyak berhasil mengekspresikan pokok-pokok pikiran kepada orang lain, terlepas dari apakah para pembaca sepakat atau tidak dengan gagasan tersebut.
Bukan katarsis itu yang hendak saya sampaikan, tetapi "penyakit lama" berupa sifat tidak mudah menolak penugasan dari orang lain.Â
Ya, dulu sebagian teman mengandalkan saya dalam menyelesaikan banyak hal yang notabene berada di luar pekerjaan utama.
Sampai sekarang pun kebiasaan buruk itu masih berlanjut. Selama hal itu bisa diolah, saya tidak bakal menolaknya dengan berbagai alasan. Mereka lupa, sekarang kemampuan saya sudah tinggal setengah.Â
Bukan salah mereka. Saya saja yang tidak mampu bersikap tegas, menentukan batas-batas yang sebaiknya tidak dilampaui. Tidak menolak assignment bukan tidak berdasar. Sifat gampangan ini muncul karena:
- Dukungan kemampuan tersisa (dipaksa ada) untuk menyelesaikan sebuah assignment.
- Tersedia waktu cukup.
- Hubungan baik dengan teman yang memberikan tugas.
- Keinginan untuk menyelesaikannya sebaik-baiknya dengan sesempurna mungkin.