Namun di balik kelebihan itu, ia sangat demanding. Permintaannya harus dipenuhi oleh tim, tanpa menimbang waktu. Misalnya, ketika gagasan muncul pada jam 5 sore, maka ia meminta realisasi konseptual sesegera mungkin. Untuk itu, begadang adalah konsekuensi logis.
Kepindahan kerja selanjutnya mengantarkan saya memimpin 55 karyawan. Awalnya, saya berusaha menjadi pemimpin baik yang disukai semua lapisan karyawan.
Pada perkembangannya, tekanan dari orientasi keuntungan perusahaan, ternyata membuat saya tidak selengkapnya mengikuti ukuran bos yang baik. Ada saja pertimbangan yang menghalanginya. Sebagai contoh, jika berlaku terlalu baik, maka bawahan mengartikan secara berlebihan. Terutama staf wanita. Eh.
Selama menjadi bagian dari bangunan usaha atau himpunan kegiatan, secara alami kita menghendaki pemimpin, atasan, atau bos ideal, sesuai persepsi.
Sebaliknya, menjadi pemimpin ideal ternyata terbentur kepada pergulatan batin, antara mewujudkan keuntungan organisasi secara efisien, dengan mengoptimalkan bawahan tanpa menimbulkan luka.
Kisah di atas menggambarkan, bahwa untuk mendapatkan dan menjadi bos yang baik, tidaklah mudah, meski hal itu bukan hal yang mustahil.
Sehingga berdasarkan pengalaman ditambah berbagai rujukan, dikompilasi parameter dan ciri-ciri bos ideal sebagai berikut:
- Baik, menganggap bawahan sebagai teman, tetapi berlaku tegas dalam koridor pekerjaan.
- Bersifat dewasa dan rendah hati menyikapi segala hal.
- Terbuka, ketika menerima saran dan kritik dalam forum tukar pendapat.
- Memiliki kompetensi dan cerdas mencari solusi (problem solver).
- Bijak dengan menularkan pengetahuan dan pengalaman kepada bawahan.
- Disiplin, tertib, sehingga perilakunya menjadi panutan (role model) bagi karyawan.
- Tidak emosional menghadapi persoalan atau ketika mengambil keputusan.
- Berlaku sederajat, santun, enak diajak ngobrol, ramah, dan semua hal yang sekiranya menyenangkan bagi bawahan.
- Tidak pelit,
gampang minjemin duit.
Nyatanya, sulit menemukan bos yang memiliki seluruh parameter tersebut. Pada akhirnya, menurut hemat saya, tipe bos yang baik adalah atasan yang mampu memenuhi sebagian besar penanda di atas.
Berpikir positif saja, bahwa bos juga manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H