Betapa tidak mudahnya mengenali ciri pencopet di kendaraan umum. Kita baru dapat menduganya setelah kecopetan.
Ada masa di mana saya menumpang angkutan umum untuk berangkat ke dan pulang dari tempat kerja. Di dalam transportasi rakyat tersebut, saya mengalami dua kali peristiwa kecopetan. Dua-duanya menyebabkan lenyapnya handphone pula.
Peristiwa pertama terjadi ketika menaiki bus mini (semacam metromini). HP kesayangan --karena cuma satu---raib dari kantong celana. Saya menyadari kehilangan setelah knalpot kendaraan meninggalkan asap hitam.
Saya tidak tahu persis bagaimana pencopet itu melakukan aksi. Kemungkinan diambil saat turun.Â
Saya teringat, sebelumnya ada hambatan di pintu. Seseorang seolah ragu untuk turun dari bus mini, sehingga menghalangi saya. Sementara penumpang dari belakang mendesakkan tubuhnya. Rupa-rupanya mereka berkomplot.
Terburu-buru dalam kecemasan, muncul kelengahan lalu mengakibatkan barang berharga tersebut dicopet.
Untuk menghindari tercopet lagi, saya meletakkan HP bersama barang lain ke dalam tas. Kebiasaan baru ini pun tidak menjamin keamanan dari incaran copetÂ
Dalam perjalanan pulang menggunakan bus mini seperti biasanya, telepon genggam yang masih baru akhirnya berpindah tangan ke pemilik misterius.Â
Pencopet itu menyilet tas selempang yang disandang di belakang. Celakanya, saya baru sadar setelah tiba di rumah.
Pada dua peristiwa di atas saya sama sekali tidak mengetahui atau menyadari sedang kecopetan.
Berdasarkan pengalaman tersebut, selanjutnya saya melakukan tindakan preventif.Â