Pada saat itu, "persediaan" mobil lawas masih cukup banyak. Selain mobilnya, saya juga mencari onderdil langka, seperti: bumper berlapis krom, spion, lampu-lampu, aksesoris. Saya berburu, mulai dari Bandung, Subang, Malang, Jember, Bangkalan, sampai Palembang, baik di toko onderdil khusus VW maupun pasar loak.
Merenovasi
Berturut-turut saya mendapatkan: VW Kodok (tipe 1) Ragtop 1958, Kodok 1961, 1968, 1970, 1971, Dakota (minibus, tipe 2) 1967, Variant (tipe 3) 1964, Kombi (minibus), Safari (mobil camat), Golf MK1 1978 Â (sedan, berpenggerak roda depan, mesin berpendingin air), dan sebagainya. Kondisi barang diperoleh beragam
Segera setelah memperolehnya, saya melakukan renovasi total, mengembalikan kepada keadaan semula. Kesenangan dalam renovasi inilah yang sulit dinilai dengan uang.
Menjual Hasil Renovasi
Setelah dibenahi, mobil saya gunakan dulu secukupnya, setelah itu dijual dengan mengambil sedikit untung.
Artinya, saya jarang memiliki mobil lawas lebih dari dua dalam selang waktu yang sama. Satu untuk dipakai harian. Satu hasil renovasi sebagai barang dagangan.
Menata Sukucadang Langka
Hasil perburuan termasuk sparepart yang menurut komunitas penggemar VW dianggap langka. Biasanya aksesoris dan body part. Barang-barang tersebut disimpan dengan rapi, terkadang diminta oleh teman sesama penggemar.
Jadi untuk onderdil, saya cenderung tidak mengambil untung. Malahan rugi.Â
Satu barang yang masih saya simpan di lemari, yaitu beauty rims VW Karmann Ghia. Di situs eBay harganya berkisar 200-300 dolar AS. Lainnya adalah speedometer kuno, lampu, barang-barang kecil.